TRAFO/TRASPORMATOR
Pengertian Transformator dan Prinsip kerja Transformator / Trafo
Pengertian Transformator atau Trafo
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet/alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).. Trafo digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunanya dalam sistem tenaga yaitu dengan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis Untuk tiap tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet/alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).. Trafo digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunanya dalam sistem tenaga yaitu dengan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis Untuk tiap tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Jenis-jenis transformator
1. Step-Up
DC.Transformator
step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
2. Step-Down
Transformator
step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis
ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3. Autotransformator
Transformator
jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat
memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder.
Selain
itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan
lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4. Autotransformator variabel
Autotransformator
variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah
Simbol autotransformator variabel
5. Transformator isolasi
Transformator
isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan
primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi
sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator
jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
6. Transformator pulsa
Transformator
pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan
keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material
inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu
saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
7. Transformator tiga fasa
Transformator
tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara
khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara
bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).
8. Trafo penyesuai frekuensi
9. Trafo penyaring frekuensi
10. Trafo penyesuai impedansi
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Bila pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus listrik bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah ubah akibatnya pada kumparan primer terjadi induksi. Kumparan sekunder menerima garis gaya magnet dari kumparan primer terjadi yang jumlahnya juga berubah ubah. Maka pada kumparan sekunder juga timbul induksi dan akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.
Bagian-Bagian Transformator
Contoh Transformator Lambang Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi
dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
- Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
- Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
- Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
- Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
- Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik.
Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220
volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik
bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt.
Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer,
mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan
listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah
lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan
pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian:
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan
Transformator
saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan
berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila
rusak setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di
gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
1. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
2. Kalibrasi.
3. Hubungkan
colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada
kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam
keadaan baik.
4. Pada
gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter
bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan
selisih tegangan yang tertera pada trafo.
5. Letakkan
colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian
colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka
trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan
primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
6. Langkah
terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di
gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat
gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo
dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan
body trafo.
Gambar. Transformator
Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini
berlaku untuk semua jenis transformator yang digunakan pada catu daya, maupun
penguat audio/radio.
Gambar. Mengukur Transformator
CARA MENGGULUNG TRAFO
PERENCANAAN PENGGULUNGAN
TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi electromagnet.
Suatu transformator terdiri dari 2 buah kumparan (gulungan) kawat email. Kumparan pertama disebut gulungan primer dan kumparan yang kedua disebut sekunder.
Bahan – bahan yang diperlakukan untuk menggulung suatu transformator antara lain :
a. Kern
Kern atau teras besi lunak yang terbentuk dari kumparan besi lunak yang mengandung silicon yang berbentuk seperti huruf E dan I
b. Koker
Koker atau rumah atau tempat mengulung kumparan primer dan sekunder
c. Kawat email
Kawat email yang terbuat dari tembaga yang dilapiskan bahan isolasi yang tahan panas.
Penentuan Gulungan atau volt
Pada system penggulungan trafo biasa
terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian kawat email dan kurang
panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai 30%
dari tembaga gulungan Primer.
Apabila
kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer
harus lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu
diingat bahwa setiap kali tegangan gulungan Sekunder diberi beban
tegangannya akan turun.
Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1=tegangan gulungan primer dari PLN
E2=tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Circle/second oleh sebab itu untuk menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus:
Circle per second x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
Untuk menghindarkan panasnya transformator tenaga kita dapat memakai standar 56 circle/second sebagai dasar perhitungan
Jadi rumus perhitungan jumlah gulungan per volt:
56 x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
GULUNG PER VOLT
Yang dimaksud dengan gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar 1 Volt.
Untuk menetapkan besar jumlah gulung per volt dipakai ketentuan :
Rumus : gpv = f / O
Dimana
Gpv = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (50 Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan
Contoh 1 :
Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah gulungan per volt :
Jawab :
gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)
Contoh 2 :
Dibutuhkan
sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan
tegangan 6 V digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm
dan tinggi 2 cm. Berapa jumlah gulungan atau banyaknya lilitan untuk kawat primer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan
sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan sekunder dibutuhkan 6 x
10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di tansformator
jumlah lilitan digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut
diatas maka bila gulung primer dihubungkan kepada tegangan listrik jala
– jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan
sebesar 6 volt.
GARIS TENGAH KAWAT
Garis
tengah atau tebal kawat tembaga menentukan kemampuan kawat dilalui arus
listrik. Bila listrik yang mengalir didalam kawat melebihi kemapuan
dari kawat akan mengakibatkan kawat menjadi panas dan jika arus yang melalluinya jauh lebih besar dari kemampuan kawat , kawat akan terbakar dan putus.
Tabel garis tengah kawat
Garis tengah atau tebal
kawat (mm)
|
Kemampuan dilalui
arus ( A )
|
0,1
|
0,016 – 0,024
|
0,15
|
0,035 – 0,053
|
0,2
|
0,063 – 0,094
|
0,25
|
0,098 – 0,147
|
0,3
|
0,141 – 0,212
|
0,35
|
0,190 – 0,289
|
0,4
|
0,251 – 0,377
|
0,45
|
0,318 – 0,477
|
0,5
|
0,390 – 0,588
|
0,6
|
0,566 – 0,849
|
0,7
|
0,770 – 1,16
|
0,8
|
1,01 – 1,51
|
0,9
|
1,27 – 1,91
|
1
|
1,57 – 2,36
|
1,5
|
3,53 – 5,3
|
2
|
6,28 – 9,42
|
2,5
|
9,82 – 14,73
|
3
|
14,14 – 21,20
|
3,5
|
19,24 – 28,86
|
4
|
25,14 – 37,71
|
Contoh 3:
Suatu alat memakai alat tenaga listrik 400 Watt dipasang pada tegangan 20 V. Untuk menghubungkan alat tersebut ke sumber aliran dibutuhkan kawat yang bergaris tengah :
W = 400 Watt
E = 200 Volt
I = W/E I = 400/200 I = 2 Ampere
Agar mampu dilewati arus sebesar 2 A dipakai kawat dengan ukuran garis tengah 1 mm. Transformator jala-jala umumnya mempunyai gulungan yang bercabang guna menyesuaikan
tegangan.
Contoh perencanaan mengulung trafo :
Perencanakan sebuah transformator jala-jala dengan data-data sebagai berikut:
Teras
besi yang dipergunakan mempunyai lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 Cm.
Dikehendaki gulung primer untuk dipasang pada tegangan 110 V atau 220 V
dan gulung sekunder yang menghasilkan tegangan 6 V dan 9 V, yang
menghasilkan arus 500 mA.
Tentukan berapa jumlah gulung primer dan gulung sekunder beserta cabang - cabangnya. Berapa ukuran tebal kawat yang dibutuhkan.
Pemecahannya:
0 = 2,5 x 2 = 5 Cm2.
gpv = 50/5 = 10.
Jumlah gulungan primer untuk 110 V: 110 X 10 = 1100 lilitan
Jumlah gulung primer untuk 220 V: 220 X 10 = 2200 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 6 V: 6 X 10 = 60 lilitan + 10% = 66 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 9 V: 9 X 10 = 90 lilitan + 10% = 99 lilitan.
Jumlah gulung primer untuk 220 V: 220 X 10 = 2200 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 6 V: 6 X 10 = 60 lilitan + 10% = 66 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 9 V: 9 X 10 = 90 lilitan + 10% = 99 lilitan.
Cara
menggulung kawatnya untuk tegangan 110 V dan 220 V tidak digulung
sendiri-sendiri, tetapi cukup mencabang sebagai berikut: digulung dulu
sebanyak 1100 lilitan untuk 110 V, kemudian ujung dari akhir gulungan
disalurkan keluar sebagai cabang untuk kemudian digulung lagi sebanyak
1100 lilitan lagi untuk tegangan 2200 V.
Demikian
halnya digulung sekunder: kawat digulung dulu sebesar 66 lilitan untuk
tegangan 6 V kemudian di cabang, untuk kemudian ditambah gulungan lagi
sebesar 33 lilitan buat tegangan 9 V.
Selanjutnya untuk menentukan tebal atau diameter kawat digulung primer dan digulung sekunder dilakukan sebagai berikut:
Tebal kawat sekunder:
Karena
gulung sekunder telah ditentukan mempunyai besar arus 500 mA diperlukan
kawat yang mempunyai diameter 0,5 mm (dilihat di daftar tebal kawat)
Tebal kawat primer:
Untuk menentukan tebal kawat untuk kawat gulungan primer harus diketahui besar arus primer.
Besar arus primer: II = WL/EI
II = besar arus primer.
WL = tenaga digulung primer.
EI = tegangan primer.
WL = tenaga digulung primer.
EI = tegangan primer.
Karena besar tegangan primer juga belum diketahui, maka dapat ditentukan dengan memakai
RUMUS : W1 = 1,25 X W2 (rendemen dianggap 80%)
W1 = besar tegang digulung primer
W2 = besar tegangan digulung sekunder.
W2 = besar tegangan digulung sekunder.
Besar tegangan sekunder W2 = E2 X 12.
W2 = tegangan sekunder.
E2 = tegangan sekunder.
E2 = tegangan sekunder.
Besar arus dan tegangan sekunder telah diketahui yaitu: 9 V, 0,5 A. (500mA)
Besar tegangan sekunder : W2 = 0 X 0,5 = 4,5 Watt.
Besar tegangan primer : W1 = 1,25 X W2
= 1,25 X 4,5
= 5,625 Watt dibutuhkan 5,6 Watt.
Besar arus primer : I1 = W1/E1
I1 = 5,6/220
= 0,025 A = 25 mA.
Menurut
daftar tebal kawat primer untuk untuk 25 mA berukuran: 0,15 mm. Dari
keterangan di atas transformator yang direncanakan mempunyai
ukuran-ukuran seperti dibawah ini:
Jumlah gulung primer untuk 110 V: 1100 lilitan, diberi cabang kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan, untuk 220 V.
Gulung
sekunder untuk 6 V: 66 lilitan, diberi cabang dan ditambah 33 lilitan
untuk 9 V. Tebal kawat 0,15 mm. Tebal kawat sekunder 0,5 mm.
Cara menggulung kawat trafo
dipraktek dilkukan dengan melilitkan kawat secara merata syaf demi syaf. Antara
syaf satu dengan yang lainnya diberi isolasi kertas tipis. Pembuatan
cabang dari lilitan dilakukan dengan membengkokkan kawat diluar lilitan, untuk kemudian dilanjutkan manggulung lagi kawat sampai selesai.
Guna
melakukan itu semua pada lobang tempat gulungan dimasukkan sepotong
kayu ukuran yang sesuai yang pada kedua belah ujungintinya dimasukkan as
dari logam yang berhubungan dengan alat pemutar. (lihat gambar)
Apakah bagian primer atau sekunder yang digulung terlebih dulu tidak menjadi soal karena kedua akan memberi hasil yang sama.
Didik Siswanto, SPd.MM.
http://sulihan.blogspot.com/2012/06/cara-menggulung-trafo.html
http://cnt121.wordpress.com/2010/02/08/transformator/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar