Sabtu, 28 Juni 2014

TRAFO/TRASPORMATOR

Pengertian Transformator dan Prinsip kerja Transformator / Trafo

Pengertian Transformator atau Trafo
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet/alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).. Trafo digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunanya dalam sistem tenaga yaitu dengan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis Untuk tiap tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Jenis-jenis transformator

1. Step-Up

DC.Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Simbol transformator step-up

2. Step-Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Simbol transformator step-down

3. Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Simbol autotransformator
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4. Autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah
Simbol autotransformator variabel

5. Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

7. Transformator tiga fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

8. Trafo penyesuai frekuensi

9. Trafo penyaring frekuensi

10. Trafo penyesuai impedansi




Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Bila pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus listrik bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah ubah akibatnya pada kumparan primer terjadi induksi. Kumparan sekunder menerima garis gaya magnet dari kumparan primer terjadi yang jumlahnya juga berubah ubah. Maka pada kumparan sekunder juga timbul induksi dan akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan. 

  Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator                    Lambang Transformator
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.







Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:




Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian:
Diketahui:   Vp = 220 V
                  Vs = 10 V
                  Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
              
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan 

Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
1.      Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
2.      Kalibrasi.
3.      Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
4.      Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang tertera pada trafo.
5.      Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
6.      Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.

Gambar. Transformator
Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini berlaku untuk semua jenis transformator yang digunakan pada catu daya, maupun penguat audio/radio.
Gambar. Mengukur Transformator
 

CARA MENGGULUNG TRAFO

PERENCANAAN PENGGULUNGAN
TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi electromagnet.
Suatu transformator terdiri dari 2 buah kumparan (gulungan) kawat email. Kumparan pertama disebut gulungan primer dan kumparan yang kedua disebut sekunder.
Bahan – bahan yang diperlakukan untuk menggulung suatu transformator antara lain :
a. Kern
Kern atau teras besi lunak yang terbentuk dari kumparan besi lunak yang mengandung silicon yang berbentuk seperti huruf E dan I

b. Koker
Koker atau rumah atau tempat mengulung kumparan primer dan sekunder

c. Kawat email
Kawat email yang terbuat dari tembaga yang dilapiskan bahan isolasi yang tahan panas.


Penentuan Gulungan atau volt
Pada system penggulungan trafo biasa terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian kawat email dan kurang panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai 30% dari tembaga gulungan Primer.
Apabila kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer harus lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu diingat bahwa setiap kali tegangan gulungan Sekunder diberi beban tegangannya akan turun.

Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1=tegangan gulungan primer dari PLN
E2=tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Circle/second oleh sebab itu untuk menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus:
Circle per second x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
Untuk menghindarkan panasnya transformator tenaga kita dapat memakai standar 56 circle/second sebagai dasar perhitungan
Jadi rumus perhitungan jumlah gulungan per volt:
56 x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker

GULUNG PER VOLT
Yang dimaksud dengan gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar 1 Volt.
Untuk menetapkan besar jumlah gulung per volt dipakai ketentuan :

Rumus : gpv = f / O
Dimana
Gpv = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (50 Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan

Contoh 1 :
Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah gulungan per volt :
Jawab :

gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)

Contoh 2 :
Dibutuhkan sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan tegangan 6 V digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm dan tinggi 2 cm. Berapa jumlah gulungan atau banyaknya lilitan untuk kawat primer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan sekunder dibutuhkan 6 x 10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di tansformator jumlah lilitan digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut diatas maka bila gulung primer dihubungkan kepada tegangan listrik jala – jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan sebesar 6 volt.

GARIS TENGAH KAWAT
Garis tengah atau tebal kawat tembaga menentukan kemampuan kawat dilalui arus listrik. Bila listrik yang mengalir didalam kawat melebihi kemapuan dari kawat akan mengakibatkan kawat menjadi panas dan jika arus yang melalluinya jauh lebih besar dari kemampuan kawat , kawat akan terbakar dan putus.
Tabel garis tengah kawat
Garis tengah atau tebal
kawat (mm)
Kemampuan dilalui
arus ( A )
0,1
0,016 – 0,024
0,15
0,035 – 0,053
0,2
0,063 – 0,094
0,25
0,098 – 0,147
0,3
0,141 – 0,212
0,35
0,190 – 0,289
0,4
0,251 – 0,377
0,45
0,318 – 0,477
0,5
0,390 – 0,588
0,6
0,566 – 0,849
0,7
0,770 – 1,16
0,8
1,01 – 1,51
0,9
1,27 – 1,91
1
1,57 – 2,36
1,5
3,53 – 5,3
2
6,28 – 9,42
2,5
9,82 – 14,73
3
14,14 – 21,20
3,5
19,24 – 28,86
4
25,14 – 37,71

Contoh 3:
Suatu alat memakai alat tenaga listrik 400 Watt dipasang pada tegangan 20 V. Untuk menghubungkan alat tersebut ke sumber aliran dibutuhkan kawat yang bergaris tengah :
W = 400 Watt
E = 200 Volt
I = W/E I = 400/200 I = 2 Ampere
Agar mampu dilewati arus sebesar 2 A dipakai kawat dengan ukuran garis tengah 1 mm. Transformator jala-jala umumnya mempunyai gulungan yang bercabang guna menyesuaikan
tegangan.

Contoh perencanaan mengulung trafo :
Perencanakan sebuah transformator jala-jala dengan data-data sebagai berikut:
Teras besi yang dipergunakan mempunyai lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 Cm. Dikehendaki gulung primer untuk dipasang pada tegangan 110 V atau 220 V dan gulung sekunder yang menghasilkan tegangan 6 V dan 9 V, yang menghasilkan arus 500 mA.
Tentukan berapa jumlah gulung primer dan gulung sekunder beserta cabang - cabangnya. Berapa ukuran tebal kawat yang dibutuhkan.
Pemecahannya:
0 = 2,5 x 2 = 5 Cm2.
gpv = 50/5 = 10.
Jumlah gulungan primer untuk 110 V: 110 X 10 = 1100 lilitan
Jumlah gulung primer untuk 220 V: 220 X 10 = 2200 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 6 V: 6 X 10 = 60 lilitan + 10% = 66 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 9 V: 9 X 10 = 9
0 lilitan + 10% = 99 lilitan.

Cara menggulung kawatnya untuk tegangan 110 V dan 220 V tidak digulung sendiri-sendiri, tetapi cukup mencabang sebagai berikut: digulung dulu sebanyak 1100 lilitan untuk 110 V, kemudian ujung dari akhir gulungan disalurkan keluar sebagai cabang untuk kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan lagi untuk tegangan 2200 V.
Demikian halnya digulung sekunder: kawat digulung dulu sebesar 66 lilitan untuk tegangan 6 V kemudian di cabang, untuk kemudian ditambah gulungan lagi sebesar 33 lilitan buat tegangan 9 V.
Selanjutnya untuk menentukan tebal atau diameter kawat digulung primer dan digulung sekunder dilakukan sebagai berikut:
Tebal kawat sekunder:
Karena gulung sekunder telah ditentukan mempunyai besar arus 500 mA diperlukan kawat yang mempunyai diameter 0,5 mm (dilihat di daftar tebal kawat)
Tebal kawat primer:
Untuk menentukan tebal kawat untuk kawat gulungan primer harus diketahui besar arus primer.
Besar arus primer: II = WL/EI
II = besar arus primer.
WL = tenaga digulung primer.
EI = tegangan primer.
Karena besar tegangan primer juga belum diketahui, maka dapat ditentukan dengan memakai
RUMUS : W1 = 1,25 X W2 (rendemen dianggap 80%)
W1 = besar tegang digulung primer
W2 = besar tegangan digulung sekunder.
Besar tegangan sekunder W2 = E2 X 12.
W2 = tegangan sekunder.
E2 = tegangan sekunder.
Besar arus dan tegangan sekunder telah diketahui yaitu: 9 V, 0,5 A. (500mA)
Besar tegangan sekunder : W2 = 0 X 0,5 = 4,5 Watt.
Besar tegangan primer : W1 = 1,25 X W2
= 1,25 X 4,5
= 5,625 Watt dibutuhkan 5,6 Watt.
Besar arus primer : I1 = W1/E1
I1 = 5,6/220
= 0,025 A = 25 mA.
Menurut daftar tebal kawat primer untuk untuk 25 mA berukuran: 0,15 mm. Dari keterangan di atas transformator yang direncanakan mempunyai ukuran-ukuran seperti dibawah ini:

Jumlah gulung primer untuk 110 V: 1100 lilitan, diberi cabang kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan, untuk 220 V.
Gulung sekunder untuk 6 V: 66 lilitan, diberi cabang dan ditambah 33 lilitan untuk 9 V. Tebal kawat 0,15 mm. Tebal kawat sekunder 0,5 mm.

Cara menggulung kawat trafo
dipraktek dilkukan dengan melilitkan kawat secara merata syaf demi syaf. Antara syaf satu dengan yang lainnya diberi isolasi kertas tipis. Pembuatan cabang dari lilitan dilakukan dengan membengkokkan kawat diluar lilitan, untuk kemudian dilanjutkan manggulung lagi kawat sampai selesai.
Guna melakukan itu semua pada lobang tempat gulungan dimasukkan sepotong kayu ukuran yang sesuai yang pada kedua belah ujungintinya dimasukkan as dari logam yang berhubungan dengan alat pemutar. (lihat gambar)
Apakah bagian primer atau sekunder yang digulung terlebih dulu tidak menjadi soal karena kedua akan memberi hasil yang sama.


 Didik Siswanto, SPd.MM.
http://sulihan.blogspot.com/2012/06/cara-menggulung-trafo.html
http://cnt121.wordpress.com/2010/02/08/transformator/

Jumat, 27 Juni 2014

 KELAS XI

Pengertian dan Fungsi Rangkaian Amplifier


Jika membahas mengenai  Rangkaian Amplifier atau yang sering kita sebut ampli maka tidak lepas dari benda benda elektronik di sekitar kita, tapi kebanyakan orang tidak mengetahui apa itu ampli dan digunakan untuk apa, ampli atau lebih lengkapnya pengertian rangkaian amplifier  adalah suatu rangkaian atau circuit yang terbentuk secara terartur dan saling tersambung satu dengan yang lainya pada papan elektro, fungsi rangkaian amplifier ini adalah untuk memberikan daya atau menguatkan daya arus listrik  lebih stabil dan dapat dianalogikan sebagai pembangkit listrik sederhana.
Contoh kasus yang diambil di sini adalah Audio/Speaker Computer, karena fungsi dari Rangkaian Amplifier itu sendiri dapat menguatkan listrik atau watt yang masuk kedalam Audio/Speaker setelah melewati rangkaian ini dengan berbagai jenis kabel, oleh karena itu mengapa suara sound dapat di geber hingga keras jika di pikir listrik yang masuk pada sound tersebut hanya 10 watt(contoh) dan dapat mengeluarkan output sekitar 2000 watt. Elektronik yang dipasangkan dengan Ampli maka kekuatan tegangan listriknya bisa mencapai  40 samapi 100 kali lipat dari listrik masukan. Rangkaian amplifier  dapat dihitung mengenai rumus

 

Rangkaian Amplifier

Tipe Rangkaian Amplifier berbeda beda pada setiap elektronik, berikut ada 4 Tipe Rangkaian Power Amplifier yang sering digunakan pada umumnya
  1. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)
Rangkaian Amplifier ini  bekerja dengan cara mengabungkan 2 unit rangkaian amplifier  OTL dan OCl, penguat suara sebagai beban di hubungkan dengan rangkaian amplifier secara bridge yang bertujuan untuk menguatkan  audio dengan aliran yang berbeda secara terpisah, sehingga di peroleh suatu penguat tegangan yang lebih besar. Berbeda dengan fungsi power supply pada umumny, pada Power Amplifier BTL  setiap kutupn pengeras suaranya masing-masing di hubungkan dengan rangkaian amplifier yang lainya dengan cara dipisah.
  1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Amplifier jenis ini merupakan jenis amplifier tanpa kopling tambahan. Kopling tambahan yang di maksud adalah OCL mampu berdiri sendiri sebagai kapasitor terakhir untuk mengeluarkan suara Power langsung menghubungkan output ke Output speaker. Dalam berbagai jenis Ampli, fungsi kapasitor ini cukup vital dan penting untuk rangkaian listrik. Rangkaian Amplifier OCL memiliki respon frekuensi yang lebar, sehingga semua jarak frekuensi dapat diakomodir sendiri dengan baik. Kelemahan dari  OCL ini tidak tahan lama dan apabila terjadi kerusakan pada circuit maka pengeras suara juga akan rusak (Konsleting).
  1. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)
Amplifier jenis ini mengunakan kopling dalam pengeras suaranya tanpa di bantu transformasi dari rangkaian yang lainya, OTL dapat berdiri sendiri hanya mengunakan kopling.
  1. Power Amplifier OT (Output Transformer)
Power  ini merupakan jenis amplifier yang menggunakan kopling sendiri pada tambahan sebuah transformer OT yang di gunakan untuk menghubungkan rangkaian penguat akhir dengan beban pengeras suaranya . Power Amplifier jenis OT ini lebih baik dari pada saudaranya (Output Capasitor Less) OCL karena power jenis ini jika terjadi kerusakan tidak akan merusak pengeras suaranya dikarenakan memiliki jalur circuit yang pendek (Short Circuit).

Pengertian system OCL dan BTL pada power Amplifier

OTL (Output Transformer Less) adalah sistem Amplifer dengan output tanpa trafo (IT/OT) namun
menggunakan kapasitor OCL (Output Capacitor Less) adalah sistem Amplifier dengan ouput
tanpa trafo (IT/OT) dan tanpa kapasitor BTL (Bridge Tie Load) adalah sistem Amplifier dengan pengabungan dua buah Amplifier, bisa gabungan dari OTL atau gabungan dari OCL.
Rangkaian model ini banyak diterapkan juga yang pakai IC, contohnya IC TDA2030 dan lain-
lainnya. dan suaranya memang lebih mantap dibanding dengan singel ended. Tapi jika
menggunakan IC tentu dayanya sangat terbatas, nah untuk mempunya BTL dengan daya bersar
kita bisa merakitnya sendiri. BTL ini terdiri dari Amplifier Stereo yang yang digabung dengan sebuah
rangkaian OP AMP pada inputnya. Sinyal yang masuk pada rangkaian OP-AMP BTL diolah sehingga
keluarannya menjadi dua (dua output). Output yang pertama adalah output aslinya (Fasa
Positive) dan output yang kedua adalah output yang Fasa nya sudah dirubah (Fasa Negative). Kemudian
kedua output ini di hubungkan pada sebuah rangkaian Amplifier Stereo, dan yang cocok untuk ini
adalah Amplifier OCL. Dengan digabungkan menggunakan rangkaian Op-Amp ini maka output
dari Amplifier OCL tersebut akan ber-Fasa Positive dan ber-Fasa Negative yang langsung
dihubungkan ke Speker (terminal positive dan negativenya). Jadi speker tidak ada yang ke GND
makanya tendangannya juga semakin kuat dan mantap menghentakkan dada, tenaga bisa 2
sampa 4 kali lipat dari OCL biasa, makanya harus di perhitungkan dalam penggunaan tegangan supply
dan speker yang digunakan kira- kira mampu tidak TR Finalnya di BTL… Namun jika kita
menghubungakan speker dengan output L dan GND atau output R dengan GND maka fungsinya akan
sama denga OCL biasa. Baiklah mungkin Anda kurang memahami kata-kata saya maka akan saya
berikan beberapa gambar rangkaian OTL,OCL, dan BTL, gambar ini saya ambil dari data sheet IC TDA 2030 karna IC ini juga bisa diterapkan pada system-system tersebut.

Proses Rangkaian Amplifier

Di dalam Rangkaian Amplifier juga terdapat alat pengeras suara yang harus melewati 2 tahap dalam pemrosesannya
  1. Bagian Penguat signal Tegangan
Bagian ini yang banyak menggunakan susunan transistor darlington semuanya tersusun dalam papan circuit atau PCB dimana semua komponen di solder menjadi satu dan saling berhubungan  satu dengan yang lainya.
  1. Bagian Penguat Arus
Tempat tersendiri untuk meletakkan susunan transistor paralel dan masing-masing transistor berdaya besar akan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara. Selain itu fungsi resistor untuk menghambat dan aliran listrik menjadi cukup penting disini agar tidak terjadi konsleting.

 

Rangkaian Mini Amplifier 12V DC 

ada banyak sekali sekema rangkaian mini power amplifier yang pada umumnya digunakan dalam  audio mobil, dikarenakan untuk mengurangi daya accu yang terdapat pada mobil sehingga pada saat mobil dihidupkan tidak ada kendala

     jangan pernah terpaku pada label yang tertera pada power audio mobil seperti : 500watt, 1000watt, 1200watt, dst. tetapi yang terpenting adalah menciptakan hal baru sesuai dengan kebutuhan dan tidak mengurangi kualitas yang ada.

dibawah ini adalah contoh-contoh skema rangkaian mini power amplifier yang menggunakan IC dengan arus DC 6v-12v dengan kemampuan menggetarkan suara pada speaker 4" - 10" bahkan sampai 12"

1.Rangkaian Power Amplifier Stereo IC LA4440 
 Rangkaian power amplifier stereo ini menggunakan IC LA4440 yang dapat memberikan daya output 18 watt stereo. Rangkaian power amplifier stereo dengan IC LA4440 bekerja dengan sumber tegangan + 12 volt DC dengan arus 2 ampere. IC power amplifier LA4440 sering digunakan pada bagian amplifier tape mobil stereo. IC LA4440 adalah chip amplifier stereo yang memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut. It has 46dB of ripple rejection Low distortion Good channel separation Thermal protector Overvoltage protector Surge voltage protector Gambar skema dan daftar komponen untuk membuat power amplifier stereo dengan IC LA 4440 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. 
Rangkaian Power Amplifier Stereo IC LA4440 

Rangkaian power amplifier stereo dengan IC LA4440 diatas dapat digunakan untuk menggerakan beban load speaker dari 2 Ohm hingga 32 Ohm, sehingga dapat diaplikasikan dalam perangkat audio yang luas. Rangkaian power amplifier stereo IC LA4440 ini juga dapat digunakan untuk menggerakan speaker jenis Horn pada sistem audio PA (Public Amplifier). Rangkaian power amplifier stereo menggunakan IC LA4440 ini dapat dibuat dengan PCB yang ada dipasaran. Pada PCB dipasaran, rangkaian power amplifier stereo IC LA4440 ini telah dilengkapi dengan rangkaian tone control yang tersusun dalam 1 buah PCB. IC La4440 akan menghasilkan panas pada saat bekerja dengan volume yang besar, oleh karena itu IC LA4440 ini perlu dilengkapi dengan pendingin (heat sink) untuk membuang panas yang dihasilkan. Power supply untuk rangkaain power amplifier stereo IC LA4440 ini dapat menggunakan power supply dengan tegangan output 12 volt DC dan arus minimal 2 ampere. 

2. Mini Amplifier dengan TDA2004
Rangkaian speaker aktif pada gambar dibawah merupakan amplifier yang sering digunakan untuk membuat speaker aktif dengan daya ouput 80 watt. Rangkaian amplifier speaker aktif ini menggunakan power amplifier berupa IC TDA2004 yang dirangkai secara BTL (Bridge Tie Load) dan dapat memberikan daya 40 watt untuk tiap chanelnya, sehingga daya total untuk rangkaian power amplifier stereo adalah 2 x 40 watt. Rangkaian amplifier speaker aktif stereo ini dapat bekerja pada sumber tegangan +12 volt DC hingga + 15 volt DC. Untuk membuat speaker aktif dengan daya 80 watt tersebut dapat dilihat gambar rangkaian dan daftar komponen rangkaian amplifier speaker aktif stereo 80 watt berikut. 
Rangkaian Amplifier Speaker Aktif Stereo 80 Watt TDA2004 

Rangkaian amplifier stereo 80 watt dengan IC TDA2004 diatas merupakan gambar sisi mono dari rangkaian stereonya. Rangkaian amplifier stereo 80 watt diatas telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai rangkaian amplifier pada speaker aktif karena telah dilengkapi dengan rangkaian pengatur nada (tone control) seperti yang dibutuhkan pada speaker aktif. Pada dasarnya rangkaian amplifier speaker aktif stereo 80 watt TDA2004 diatas terdiri dari 2 bagian sebagai berikut. Bagian tone control, bagian ini berfungsi untuk mengatur nada sinyal audio sebelum dikuatkan oleh power amplifier. Pada bagian ini nada bass dan nada trebel dapat diatur tingkat penguatannya, begitu juga level sinyal secara keseluruhan diatur menggunakan kontrol volume. Rangkaian tone control untuk speaker aktif ini dilengkapi dengan tombol loudness untuk menambah kuat sinyal audio dan balance untuk mengatur kesimbangan chanel L dan chanel R sinyal audio stereo. bagian power amplifier, bagian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal audio hasil olahan tone control agar dapat  menggerakan speaker. Rangkaian power amplifier speaker aktif ini menggunakan IC TDA2004 yang dikonfigurasikan secara BTL agar dapat memberikan daya output 40 watt tiap chanelnya sehingga diperoleh daya output total 80 watt. 
Gambar PCB Rangkaian Amplifier Speaker Aktif Stereo 80 Watt TDA2004 

gambar diatas adalah PCB untuk membuat atau merakit rangkaian amplifier speaker aktif stereo80 watt IC TDA2004 pada gambar ragkaian diatas. Untuk mengurangi panas yang dihasilkan IC TDA2004 pada saat menguatkan sinyal audio, maka IC TDA2004 ini perlu dilengkapi dengan heat sink untuk membuang panas pad IC TDA2004 tersebut.

3.Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ICTDA1516BQ
Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini dibangun menggunakan ICTDA1516BQ yang disusun BTL dan untuk bagian filter low pass pada Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini menggunakan OP-Amp TL072. Level sinyal yang akan dikuatkan oleh Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini diatur oleh P1 dan seting center frekuensi low pass filternya dapat diatur dari potensiometer P2. Fungsi SW1 pada Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini adalah untuk memilih phase, yaitu ingin dibalik phasenya atau tidak. Rangkaian subwoofer amplifier 24 watt ini membutuhkan supply tegangan +14.5 VDC. Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt secara lengkap dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. 
Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt 

Daftar Komponen Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt:

  • P1 10K
  • P2 22K
  • R1,R4 1K 
  • R2,R3,R5,R6 10K 
  • R7,R8 100K
  • R9,R10,R13 47K 
  • R11,R12 15K 
  • R14,R15,R17 47K 
  • R16 6K8 R18 1K5
  • C1,C2,C3,C6 4µ7 25V 
  • C4,C5 68nF 
  • C7 33nF 
  • C8,C9 220µF 25V 
  • C10 470nF 63V 
  • C11 100nF 63V 
  • C12 2200µF 25V 
  • D1 LED 
  • Q1,Q2 BC547 
  • IC1 TL072 
  • IC2 TDA1516BQ 
  • SW1 DPDT 
  • SW2 SPST 
  • SPKR 4 Ohm 


Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt diatas cukup sederhana dan sering digunakan pada amplifier subwofer mobil dengan daya rendah. Rangkaian Speaker Aktif Subwoofer Amplifier 24 Watt ini juga sering digunakan untuk membuat speaker aktif untuk komputer.

4.Rangkaian Mini Amplifier Stereo BA5417 
 Rangkaian mini amplifier  ini menggunakan IC BA5417 dan dapat memberikan output 5 watt untuk tiap chanelnya. Power amplifier mini stereo seperti pada gambar dibawah sering digunakan untuk penguat audio pada radio portable atau tape mobil. Rangkaian power amplifier stereo mini dengan IC BA5417 ini bekerja dengan sumber tegangan DC +12 volt yang dapat diambil dari power supply 12 volt maupun accumulator 12 volt pada mobil. Rangkaian dan daftar komponen untuk membuat rangkaian power amplifier stereo mini ini dapat dilihat pada gambar berikut. 
Rangkaian Mini Amplifier Stereo BA5417 

IC BA5417 merupakan IC khusus yang didesain sebagai power amplifier stereo dengan daya maksimum 5 watt untuk tiap chanelnya. IC power amplifier mini BA5417 bekerja dengan sumber tegangan DC single +12 volt dengan arus 1 A. Aplikasi dari power amplifier IC BA5417 ini dapat ditemui pada radio stereo portable atau pada tape mobil. Didalam IC BA5417 terdapat 2 buah power amplifier yang independent dan masing-masing dapat memberikan daya output 5 watt. Rangkaian power amplifier stereo mini dengan IC BA5417 ini cukup sederhana dan mudah dibuat. Rangkaian power amplifier stereo mini ini dapat langsung dihubungkan ke loud speaker tanpa harus menggunakan speaker protector. Hal ini karena daya output power amplifier IC BA5417 yang rendah dan tidak menghasilkan lonjakan tegangan pada terminal outputnya. Selain itu output pada power amplifier mini ini menggunakan coupling kapasitor elektrolit (elco) sebagai bloking tegangan DC pada terminal output power amplifier mini BA5417. 

5.Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt
     Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt ini merupakan amplifier stereo yang bekerja dengan sumber tegangan + 12 volt DC dan mampu memberikan daya output 20 watt RMS pada beban load speaker 8 Ohm. Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt ini dibangun dengan IC power amplifier TDA7377V dan penguat operasional TL074. Kelebihan Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt ini telah dilengkapi dengan pengatur nada (tone control) tipe baxandall yang dibangun menggunakan penguat operasional (Op-Amp) IC TL074 yang low noise. Pengatur nada pada Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt ini dapat mengatur level nada bass dan nada treble yang akan dikuatkan menggunakan IC power amplifier TDA7377V. Untuk membuat “Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt” ini dapat dilihat skema rangkaian dan komponen yang digunakan pada gambar berikut. 
Gambar Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt 

Pada gambar diatas “Rangkaian Amplifier Stereo 20 Watt 12 Volt” ini terdiri dari 2 bagian sebagai berikut. 
Power Amplifier Stereo 20 Watt TDA7377V 
   Bagian power amplifier stereo ini berfungsi untuk menguatkan sinyal audio dari tone control kemudian digunakan untuk menggerakan load speaker. Rangkaian power amplifier stereo ini dibangun menggunakan IC TDA7377V yang memiliki daya output 20 watt pada saat diberikan beban 8 Ohm. 
Tone Control Baxandall TL074 
    Bagian tone control berfungsi untuk mengatur level nada bass dan nada treble yang akan dikuatkan oleh power amplifier stereo TDA7377V. Bagian tone control ini dibangun menggunakan filter aktif baxandall dengan penguat operasional (Op-Amp) IC TL074. 

6. mini amplifier dengan arus DC rendah (6v-9v) IC LM386
    mini amplifier dengan menggunakan IC LM386 yaitu power amplifier dengan output mono (tunggal) dengan menggunakan arus DC 6v-9V, jika menggunakan trafo dapat memakai 500MA (1/2 Ampere) sudah dapat menghasilkan suara.

 
 Didik Siswanto,SPd,MM.
http://didiksiswanto2.blogspot.com/
http://paimosubroto.blogspot.com/2014/04/rangkaian-mini-amplifier-12v-dc.html