Senin, 07 Juli 2014

Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade).

Skema Inverter DC to AC 220V 200 Watt. Berikut ini saya share skema rangkaian inverter dc to ac 220 volt 200 watt. Skema ini merupakan pemberian seseorang dan sudah dipraktekkan dengan hasil yang katanya cukup memuaskan. Rangkaiannya cukup sederhana dengan komponen yang banyak tersedia di pasaran. Berikut ini skema nya:
Komponen utama dari rangkaian inverter dc ke ac 220 volt 100 watt di atas adalah IC Mosfet CD4047 yang berfungsi sebagai pembangkit flip-flop untuk menggerakkan atau memicu MOSFET IRF540 secara bergantian yang terpasang pada kumparan primer transformator sehingga menghasilkan tegangan dan daya induksi pada kumparan sekunder. Kecepatan kerja flip-flop sebagai pemicu diatur menggunakan Variable Resistor R6 1K untuk menghasilkan frekuensi sekitar 50Hz sesuai dengan frekuensi jala-jala listrik.
Pada skema rangkaian inverter dc to ac di atas, daya keluaran juga ditentukan oleh arus accu yang digunakan. Dengan arus accu seperti skema di atas dapat dihasilkan daya output lebih dari 100 Watt. Untuk daya keluaran di atas itu (sekitar 200 Watt), dapat digunakan accu yang lebih besar (2 kali) dan menambah transistor MOSFET masing-masing sisi menjadi 2 buah dengan cara paralel dengan menambah juga resistor R3, R4 220 Ohm. Transformator yang digunakan pada skema di atas adalah 5 Ampere. Untuk daya yang lebih besar, selain harus dilakukan penambahan transistor MOSFET juga harus digunakan transformator dengan kapasitas yang lebih besar (di atas 5 Ampere).
 



Converter tegangan DC menjadi tegangan AC dapat dibuat dengan rangkaian sederhana yang terdiri dari pembangkit pulsa dan sistem switching transformer step-up tegangan. Rangkaian converter DC ke AC ini dapat mengubah tegangan DC +12 volt menjadi tegangan AC 220 volt. Converter tegangan pada bagian ini menggunakan pembangkit pulsa IC CD4047 yang diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja 50 – 60 Hz. IC CD4047 merupakan IC CMOS yang didesain khusus untuk keperluan pembangkit pulsa yang dapat diset sebagai monostabil multivibrator dan astabil multivibrator.

Dioda berfungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi bias maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi bias mundur).
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal
Trafo berfungsi untuk memindahkan tenaga dari input ke output. Bagian step-up, bagian ini berfungsi untuk menaikan tegangan dari 12 volt DC menjadi 220 volt AC. komponen yang digunakan untuk melakukan tugas step-up ini adalah sebuah transformer dengan sisi sekunder CT 12 volt dan primer 220 volt.
Mosfet , pada rangkaian ini berfungsi  Sebagai Saklar , Contoh : Pada Rangkain Inverter DC-AC
IC CD40047 berfungsi Bagian pembangkit pulsa, bagian ini berfungsi untuk mebangkitkan pulsa dengan frekuensi 50 – 60 hz untuk menggerakan sistem switching transformator. Rangkaian pembangkit pulsa dibuat dengan IC CD4047 yang diset sebagai multivibrator astabil dengan output Q dan Q yang masing-masing berfungsi memberikan pulsa input untuk menggerakan sistem switching transformer.
LED digunnakan sebagai indikator inputan 12 V
PRINSIP KERJA
Inti prinsip kerja dari rangkaian ini yaitu mengubah tegangan DC 12v menjadi tegangan AC 230v. tetapi setelah kita menguji rangkaian, hasil outputan tegangan yang kami dapatkan yaitu sebesar 400v, 300v, 250, dan 150v. sehingga kami mengambil kesimpulan untuk membuat alat ini menghasilkan outputan 250v, karena mendekati 230v. Saat rangkaian diberi inputan 12v, tegangan tersebut akan dikuatkan sehingga nantinya outputan akan bernilai 250v. Dalam pembuatan alat inverter ini, yang terpenting yaitu pemilihan capasitor yang digunakan. karena tidak semua capasitor akan menghasilkan outputan sebesar 250v. selain kapasitor, kita juga menggunakan trafo. Dan kami menggunakan trafo sebesar 1A. misalnya kita gunakan trafo 1A, dan capasitor 5,6nF, outputan dari alat saat diberi komponen tersebut yaitu 412v, setelah mengetahui hasil tersebut, kami tidak menggunakan jenis capasitor tersebut. Lalu kami mengganti kapasitor itu dengan kapasitor yang berpolaritas lebih besar. Kami menggantinya dengan kapasitor berpolaritas 10nF maka tegangan yang akan di hasilkan 250V, saat menggunkan 13,3nf tegangan yang dihasilkan adalah 200V.  Jadi semakin besar nilai kapasitor yang kami gunakan kami akan akan mendapatkan nilai tegangan yang semakin rendah.
BENTUK FISIK RANGKAIAN

 saat rangkaian off

saat rangkaian on
  cara membuat inverter DC 12v ke AC  220v 500wat.
apakah yang di sebut inverter. inverter adalah sebuah alat electronik yang di rangakai untuk merubah arus dc ke ac. alat inverter ini berguna untuk menyalakan alat-alat listri yang membutuhkan tegangan ac 220v dengan batuan aki/accu dc12v. biasa di gunakan sebagai alat cadangan di saat matilampu.

bagaimanakah untuk membuat inverter DC12v ke AC220v. caranya cukup mudah dan sederhana ikuti panduan cara membuat inveter sederhana ini.
siapkan bahan-bahan untuk membuat inverter dc12v agar menjadi ac220v.
siapkan 1 buah trafo step up 10A CT yang ada  12v nya. lebih kecil gak papa yang bagus yang lebih besar amper nya, sebab akan berpengaruh kekuatan inverter.
siapkan 20 biji transistor dengan seri 3055. pilih yang berbentuk seperti di bawah ini.

siapkan juga sebuah pendingin untuk meredam panas dari transistor. gunakanlah besi arluminiumsebagai peredam panas.
siapakan 1 buah aki/accu 12v.
resistor 2 buah ukuran 10 ohm dan dua buah ukuran 180 0hm.
2 buah kondesator elco ukuran 26uf 25v. dan yang terkhir 2 buah dioda  hep 154.

cara merangkai inverter DC12 v ke AC 220v lihat skema inverter di bawah ini.
untuk pemasnagan transistor 3055 di susun secara pararel. Q2. 10biji dan Q1 sepuluh biji. rangkaian seperti ini mampu mengeluarkan tegangan samapai 500wat lebih. mampu menyalakan peralatan listrik di rumah seperti lampu dvd power amplifer dan lain-lain. jika untuk sebuah lampu hemat energi cukup menggunakan 2 buah transistor seperti yang ada di gambar skema sudah cukup kuat untuk menyalakan lampu
 
Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Thursday, July 5th, 2012 | Rating: 4.9 | Converter Rangkaian inverter pada gambar dibawah dibuat dengan power inverter berupa 10 transistor 2N3055 yang berfungsi sebagai sistem saklarnya. Rangkaian inverter ini dapat mengubah tegangan DC 12 volt menjadi tegangan AC 220 volt dengan daya output hingga 500 watt dengan frekuensi 50-60 Hz. Rangkaian inverter ini termasuk jenis square wave inverter, yaitu inverter dengan output tegangan AC berbentuk gelombang persegi/kotak. Rangkaian power inverter ini sebaiknya digunakan untuk mensuplay lampu penerangan, karena bentuk output inverter berupa gelombang persegi. Rangkaian dan daftar komponen untuk membuat inverter DC ke AC 500 watt ini dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor,500W 12 to 220V inverter,inverter dc ke ac 500 watt,inverter 500 watt,rangkaian inverter 500 watt,harga inverter 500 watt,jual inverter 500 watt,beli inverter 500 watt,skema inverter 500 watt,membuat inverter 500 watt,dc to ac inverter 500 watt,skema dc to ac inverter 500 watt,rangkaian dc to ac inverter 500 watt,membuat dc to ac inverter 500 watt,pcb dc to ac inverter 500 watt,harga dc to ac inverter 500 watt,inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,skema inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,rangkaian inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,PCB inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,membuat inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,merakit inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt Rangkaian inverter diatas dibangun dengan pembangkit pulsa berupa rangkaian fre running multifibrator dari transistor yang disusun secara cascade dari Q1, Q2 dan Q3, Q4. Pulsa gelombang persegi dari rangkaian multifibrator transistor tersebut digunakan untuk memberikan driver ke rangkaian sistem saklar transistor melalui transistor driver Q6 dan Q7. Sistemsaklar pada inverter DC ke AC 500 watt ini dibangun dengan 10 buah transistor yang terdiri dari 2 x 5 transistor sebagai saklar yang bekerja secara bergantian antara Q7, Q7x dengan Q8, Q8x yang aktif secara bergantian. Sebagai step up converter berupa transformer CT 12 volt dengan output 220 volt. Transformer ini berfungsi untuk menaikan tegangan induksi dari 12 volt menjadi 220 volt AC. Transistor power inverter Q7 dan Q8 harus dilengkapi dengan heatsink yang berfungsi untuk meredam panas yang dihasilkan. Untuk mendapatkan efisiensi daya yang optimal sebaiknya jumlah lampu yang disupply oleh inverter DC ke AC 500 watt ini sebaiknya total beban (lampu) mendekati nilai 500 watt dan tidak boleh lebih dari 500 watt karena akan membebani inverter. skema inverter, rangkaian inverter dc ke ac, skema rangkaian ups, skema inverter dc ke ac, skema inverter 1000 watt, cara membuat inverter dc ke ac 2000 watt, skema inverter dc to ac, Membuat Inverter, skema inverter dc to ac 1000 watt, inverter dc ke ac 500 watt

Read more at: http://skemarangkaianpcb.com/rangkaian-inverter-dc-ke-ac-500-watt-dengan-transistor/
Copyright © Skema Rangkaian PCB
 
Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Thursday, July 5th, 2012 | Rating: 4.9 | Converter Rangkaian inverter pada gambar dibawah dibuat dengan power inverter berupa 10 transistor 2N3055 yang berfungsi sebagai sistem saklarnya. Rangkaian inverter ini dapat mengubah tegangan DC 12 volt menjadi tegangan AC 220 volt dengan daya output hingga 500 watt dengan frekuensi 50-60 Hz. Rangkaian inverter ini termasuk jenis square wave inverter, yaitu inverter dengan output tegangan AC berbentuk gelombang persegi/kotak. Rangkaian power inverter ini sebaiknya digunakan untuk mensuplay lampu penerangan, karena bentuk output inverter berupa gelombang persegi. Rangkaian dan daftar komponen untuk membuat inverter DC ke AC 500 watt ini dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor,500W 12 to 220V inverter,inverter dc ke ac 500 watt,inverter 500 watt,rangkaian inverter 500 watt,harga inverter 500 watt,jual inverter 500 watt,beli inverter 500 watt,skema inverter 500 watt,membuat inverter 500 watt,dc to ac inverter 500 watt,skema dc to ac inverter 500 watt,rangkaian dc to ac inverter 500 watt,membuat dc to ac inverter 500 watt,pcb dc to ac inverter 500 watt,harga dc to ac inverter 500 watt,inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,skema inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,rangkaian inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,PCB inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,membuat inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,merakit inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt Rangkaian inverter diatas dibangun dengan pembangkit pulsa berupa rangkaian fre running multifibrator dari transistor yang disusun secara cascade dari Q1, Q2 dan Q3, Q4. Pulsa gelombang persegi dari rangkaian multifibrator transistor tersebut digunakan untuk memberikan driver ke rangkaian sistem saklar transistor melalui transistor driver Q6 dan Q7. Sistemsaklar pada inverter DC ke AC 500 watt ini dibangun dengan 10 buah transistor yang terdiri dari 2 x 5 transistor sebagai saklar yang bekerja secara bergantian antara Q7, Q7x dengan Q8, Q8x yang aktif secara bergantian. Sebagai step up converter berupa transformer CT 12 volt dengan output 220 volt. Transformer ini berfungsi untuk menaikan tegangan induksi dari 12 volt menjadi 220 volt AC. Transistor power inverter Q7 dan Q8 harus dilengkapi dengan heatsink yang berfungsi untuk meredam panas yang dihasilkan. Untuk mendapatkan efisiensi daya yang optimal sebaiknya jumlah lampu yang disupply oleh inverter DC ke AC 500 watt ini sebaiknya total beban (lampu) mendekati nilai 500 watt dan tidak boleh lebih dari 500 watt karena akan membebani inverter. skema inverter, rangkaian inverter dc ke ac, skema rangkaian ups, skema inverter dc ke ac, skema inverter 1000 watt, cara membuat inverter dc ke ac 2000 watt, skema inverter dc to ac, Membuat Inverter, skema inverter dc to ac 1000 watt, inverter dc ke ac 500 watt

Read more at: http://skemarangkaianpcb.com/rangkaian-inverter-dc-ke-ac-500-watt-dengan-transistor/
Copyright © Skema Rangkaian PCB
 
 
Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Thursday, July 5th, 2012 | Rating: 4.9 | Converter Rangkaian inverter pada gambar dibawah dibuat dengan power inverter berupa 10 transistor 2N3055 yang berfungsi sebagai sistem saklarnya. Rangkaian inverter ini dapat mengubah tegangan DC 12 volt menjadi tegangan AC 220 volt dengan daya output hingga 500 watt dengan frekuensi 50-60 Hz. Rangkaian inverter ini termasuk jenis square wave inverter, yaitu inverter dengan output tegangan AC berbentuk gelombang persegi/kotak. Rangkaian power inverter ini sebaiknya digunakan untuk mensuplay lampu penerangan, karena bentuk output inverter berupa gelombang persegi. Rangkaian dan daftar komponen untuk membuat inverter DC ke AC 500 watt ini dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor Rangkaian Inverter DC Ke AC 500 Watt Dengan Transistor,500W 12 to 220V inverter,inverter dc ke ac 500 watt,inverter 500 watt,rangkaian inverter 500 watt,harga inverter 500 watt,jual inverter 500 watt,beli inverter 500 watt,skema inverter 500 watt,membuat inverter 500 watt,dc to ac inverter 500 watt,skema dc to ac inverter 500 watt,rangkaian dc to ac inverter 500 watt,membuat dc to ac inverter 500 watt,pcb dc to ac inverter 500 watt,harga dc to ac inverter 500 watt,inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,skema inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,rangkaian inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,PCB inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,membuat inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt,merakit inverter DC 12 V ke AC 220 V 500 watt Rangkaian inverter diatas dibangun dengan pembangkit pulsa berupa rangkaian fre running multifibrator dari transistor yang disusun secara cascade dari Q1, Q2 dan Q3, Q4. Pulsa gelombang persegi dari rangkaian multifibrator transistor tersebut digunakan untuk memberikan driver ke rangkaian sistem saklar transistor melalui transistor driver Q6 dan Q7. Sistemsaklar pada inverter DC ke AC 500 watt ini dibangun dengan 10 buah transistor yang terdiri dari 2 x 5 transistor sebagai saklar yang bekerja secara bergantian antara Q7, Q7x dengan Q8, Q8x yang aktif secara bergantian. Sebagai step up converter berupa transformer CT 12 volt dengan output 220 volt. Transformer ini berfungsi untuk menaikan tegangan induksi dari 12 volt menjadi 220 volt AC. Transistor power inverter Q7 dan Q8 harus dilengkapi dengan heatsink yang berfungsi untuk meredam panas yang dihasilkan. Untuk mendapatkan efisiensi daya yang optimal sebaiknya jumlah lampu yang disupply oleh inverter DC ke AC 500 watt ini sebaiknya total beban (lampu) mendekati nilai 500 watt dan tidak boleh lebih dari 500 watt karena akan membebani inverter.

Read more at: http://skemarangkaianpcb.com/rangkaian-inverter-dc-ke-ac-500-watt-dengan-transistor/
Copyright © Skema Rangkaian PCB
 

Minggu, 06 Juli 2014

“Berikut ini ada sedikit petunjuk untuk membuat adaptor. Panduan ini diambil dari modul praktikum elektronika dasar yang sedang saya tulis. Silakan bagi yang ingin memperbanyak atau membuatnya menjadi lebih baik lagi.”
1.      Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuat adaptor sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan percobaan – percobaan elektronika sederhana.
2.      Dasar teori
Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dan mengubah tegangan listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC (Direct Current). Pada saat ini ada banyak rangkaian adaptor mulai dari adaptor yang sangat sederhana hingga adaptor yang canggih. Pada dasarnya semua jenis adaptor ini memiliki prinsip kerja yang sama. Prinsip kerja adaptor dapat dilihat pada diagram blok berikut ini.

Gambar 1 diagram blok adaptor
Sumber arus AC
Sumber arus AC adalah sumber arus listrik yang akan kita gunakan. Sumber arus AC ini umumnya didapat dari tegangan jaringan listrik PLN. Untuk Indonesia tegangan jaringan listrik PLN memiliki tegangan 220V AC dengan  frekuensi 50 Hz. Untuk mengambil sumber arus ini dapat menggunakan sebuah steker listrik yang dihubungkan dengan kabel ke adaptor. Sebagai pengaman, biasanya dipasang sebuah sekering sebagai alat pembatas arus listrik
Step down Transformator.
Step down transformator umumnya disebut trafo saja adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik AC 220V ke tegangan listrik AC yang kita inginkan. Perlu diperhatikan, trafo tidak mengubah bentuk tegangan AC menjadi tegangan DC tetapi hanya menurunkannya saja. Ukuran kapasitas sebuah trafo dinyatakan dalam satuan ampere, yaitu menunjukan berapa besar arus listrik yang dapat disediakan oleh trafo tersebut. Ukuran trafo yang terdapat dipasaran adalah mulai dari 500 mA, 1A, 2A, 3A, 5A, 10A, 20A, 30A, 50A, hingga 100A. semakin besar ukuran kapasitas trafo, maka semakin besar pula ukuran fisik dari trafo. Kapasitas sebuah adaptor secara umum ditentukan oleh kapasitas dari trafo yang terdapat di dalamnya.
Besar tegangan keluar dari trafo bermacam-macam dari ukuran terkecil 3V, 4.5V, 6 V, 9V, 12V, 15V, 20V, 24V, 30V, 32V, hingga 45 V. Dipasaran dikenal 2 jenis trafo yaitu:
Trafo Engkel
Trafo engkel adalah trafo tunggal. Trafo ini hanya memiliki 1 jalur lilitan sekunder saja. Lambang dan contoh trafo engkel adalah sebagai berikut

Gambar 2 lambang trafo engkel dan contohnya
Trafo ganda (Trafo CT)
Trafo ganda atau sering disebut trafo CT adalah trafo yang memiliki 2 lilitan sekunder, titik tengah lilitan ini disebut center tap (CT) merupakan titik 0 trafo. Trafo CT dapat juga diubah menjadi trafo engkel. Trafo jenis CT memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan trafo engkel. Berikut adalah lambang dan contoh trafo CT.

Gambar 3 lambang trafo CT dan contohnya
 
Rectifier (penyearah)
Rectifier atau penyearah adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah arus AC menjadi arus DC. Rectifier terdiri dari rangkaian beberapa buah dioda. Ada 2 jenis penyearah yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Penyearah setengah gelombang jarang digunakan pada adaptor, biasanya bentuk penyearah ini digunakan untuk keperluan khusus. Untuk adaptor biasanya digunakan bentuk penyearah gelombang penuh. Untuk trafo engkel diperlukan 4 buah dioda yang dipasang dalam bentuk jembatan untuk mendapatkan bentuk gelombang penuh, sedangkan untuk trafo CT hanya dibutuhkan 2 buah dioda untuk membentuk penyearah gelombang penuh.
Jenis dioda yang umum digunakan untuk penyearah adalah jenis dioda silikon. Berikut gambar rangkaian penyearah dan bentuk gelombangnya.

Gambar 4 gelombang penuh pada trafo engkel terdiri dari 4 buah dioda yang dipasang dalam bentuk jembatan

Gambar 5 penyearah gelombang penuh pada trafo CT dengan menggunakan 2 buah dioda.

Gambar 6 penyearah gelombang penuh pada adaptor bipolar yang umum digunakan pada sistem OP-AMP
Gambar 7 penyearah setengah gelombang
Filter dan Stabilisator Tegangan
Filter dalam sebuah adaptor berguna untuk meratakan bentuk gelombang DC yang dihasilkan oleh penyearah. Umumnya digunakan sebuah kapasitor dengan ukuran kapasitas yang cukup besar untuk membentuk filter.  Jenis kapasitor yang digunakan adalah kapasitor polar dengan ukuran 1000 mikro Farrad hingga 47.000 mikro Farrad, tergantung keperluannya. Namun untuk adaptor biasanya dengan ukuran 2200 mikroFarrad sudah menghasilkan arus DC yang cukup baik.
Stabilisator adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan arus dan tegangan listrik yang keluar dari filter. Pada adaptor yang akan dibuat tidak menggunakan stabilisator.  Komponen elektronika berupa rangkaian transistor atau dioda zener sering digunakan sebagai stabilisator. Berikut ini gambar beberapa rangkaian filter dan stabilisator yang umum digunakan.
Gambar 8 filter kapasitor
Pada gambar 8 tampak penggunaan filter kapasitor pada sebuah rangkaian adaptor sederhana. Kapasitor yang digunakan ini harus memiliki kapasitas yang cukup besar dan umumnya menggunakan kapasitor polar. Arus listrik yang dihasilkan dengan menggunakan filter kapasitor ini sudah cukup baik, walaupun riak-riak arus masih tetap ada. Untuk menghasilkan arus DC yang lebih baik, maka dapat dipasang sebuah stabilisator tegangan pada sisi setelah filter.

Gambar 9 stabilisator dengan menggunakan dioda zener
Gambar 9 memperlihatkan skema rangkaian adaptor sederhana yang menggunakan kapasitor sebagai filter tegangan dan sebuah dioda zener sebagai stabilisator tegangan. Tegangan yang dihasilkan sudah sangat baik, namun rangkaian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat mengeluarkan 1 tingkat tegangan saja, yaitu sebesar tegangan cut-off dioda zener. Misalnya jika tegangan cut-off dioda zener 6,7 volt, maka tegangan listrik DC yang keluar dari adaptor ini juga 6,7 volt, walaupun inputnya kita naikkan.
Gambar 10 adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan
Penggunaan transistor sebagai stabilisator tegangan akan menghasilkan tegangan yang lebih baik lagi. Namun rangkaian adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan membuat rangkaian menjadi lebih rumit. Beberapa kelebihan rangkaian stabilisator tegangan dengan menggunakan transistor adalah dapat divariasikannya tegangan keluaran dari adaptor secara kontinyu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan adalah perlu memasang keping pendingin dan kipas pendingin pada transistor karena transistor yang digunakan akan mengeluarkan panas yang berlebih. Semakin besar arus yang dilewatkan, maka semakin banyak tingkatan transistor yang digunakan sebagai stabilisator tegangan.
Pada saat ini telah tersedia IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai stabilisator tegangan yaitu IC 78XX dan 79XX. Perbedaan kedua jenis IC ini adalah pemasangannya di dalam rangkaian. Angka XX menunjukkan nilai tegangan listrik yang dikeluarkan oleh IC misalnya 7805 menyatakan IC ini akan mengeluarkan tegangan DC stabil sebesar 5 volt. Berikut rangkaian IC stabilisator tegangan pada adaptor.
Gambar 11 rangkaian adaptor yang menggunakan IC 78XX dan 79XX
Output DC
Output dari adaptor adalah tegangan DC yang sudah difilter. Tegangan ini akan disalurkan untuk berbagai keperluan. Banyak sekali jenis socket dan terminal yang dapat digunakan untuk keperluan output adaptor. Namun yang perlu diperhatikan, terminal dan socket yang digunakan sebagai sarana output adaptor ini harus dapat menunjukkan perbedaan kutub positif dan negatif, supaya dalam penggunaan adaptor tidak menimbulkan kekeliruan yang dapat menyebabkan rusaknya alat elektronika yang di suplai oleh adaptor. Berikut gambar beberapa jenis terminal dan soket yang dapat digunakan sebagai output adaptor.
Gambar 12 macam-macam socket yang dapat digunakan sebagai output adaptor
3.     Skema dan Komponen yang dibutuhkan
Praktikum ini akan  membuat sebuah adaptor sederhana dengan filter  kapasitor, tanpa menggunakan stabilisator tegangan. Berikut ini adalah skema adaptor yang akan dibuat.
Gambar 13 rangkaian adaptor yang akan dibuat
Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah :
  1. Trafo engkel 500 mA dengan tegangan primer 0 dan 220 V; tegangan sekunder 0, 3V, 4.5V, 6V, 9V dan 12 V sebanyak 1 buah
  2. Saklar on-off sebanyak 1 buah
  3. Saklar putar untuk 5 posisi sebanyak 1 buah
  4. Dioda silikon tipe 1N4002, 1A sebanyak 4 buah
  5. Kapasitor elektrolit 2200 mikro Farrad 25 volt sebanyak 1 buah
  6. PCB ukuran 6cm x 10cm sebanyak 1 buah
  7. Socket banana merah dan hitam masing-masing 1 buah
  8. Socket AC sebanyak 1 buah
  9. Lampu led 5 mm 1 buah
  10. Resistor 680 Ohm 1 buah
  11. Kabel secukupnya
  12. Timah solder
  13. Baut dan mur diameter 3 mm secukupnya
  14. Box plastik ukuran 50mm x 85mm x 125 mm sebanyak 1 buah
Alat-alat kerja yang dibutuhkan :
  1. Solder listrik 30 Watt   = 1 buah
  2. Tang potong                 = 1 buah
  3. Tang lancip                  = 1 buah
  4. Tang pengukas kabel   = 1 buah
  5. Obeng + dan -              = 1 set
  6. Sedotan timah              = 1 buah
  7. Ferrid clorida               = secukupnya
  8. Wadah ferrid clorida    = 1 buah
  9. Bor pcd                                    = 1 set
  10. Spon gosok                  = 1 set
  11. Tinner                          = secukupnya
  12. Dudukan solder                       = 1 set
4.    Cara kerja
Proses pembuatan PCB
Perhatikan gambar 14 berikut ini.

Gambar 14 layout PCB untuk adaptor yang akan dibuat
  1. Pindahkan gambar 14 ke permukaan PCB dengan menggambar jalur biru dan coklat saja. Gunakan spidol permanen untuk menggambar jalur tersebut. Ikutilah petunjuk dari asisten.
  2. Setelah jalur selesai digambar, periksa kembali jalur tersebut dan teliti ulang apakah ada jalur yang tertinggal atau berhimpit.
  3. Bila sudah bagus, siapkan larutan ferrit klorid dengan melarutkan sejumlah kecil bubuk ferrit klorid ke dalam air. Hati-hati bila bekerja dengan menggunakan ferrit klorid karena zat ini sangat korosif dan bersifat racun. Gunakan wadah plastik untuk melarutkannya dan sebaiknya lakukan di luar ruangan.
  4. Kemudian rendam PCB yang sudah digambar ke dalam larutan. Untuk mempercepat proses pelarutan tembaga, goyang perlahan-lahan wadah. Lakukan hingga semua tembaga yang tidak tertutup spidol larut. Proses ini disebut etching.
  5. Setelah proses etching selesai. Angkat PCB dengan menggunakan jepitan kayu dan bersihkan pada air yang mengalir dengan menggunakan sabun. Lakukan hingga permukaan PCB benar – benar bersih dari sisa-sisa ferrit klorid.
  6. Setelah itu bersihkan permukaan PCB dari bekas tinta spidol dengan menggunakan tinner. Kemudian gosok dengan menggunakan spon halus hingga jalur tembaga yang sudah terbentuk mengkilap dan bebas dari oksida tembaga. Perhatikan, untuk menjaga jalur tetap mengkilap, jangan sentuh jalur dengan menggunakan tangan, karena asam pada kulit akan menyebabkan jalur tembaga teroksidasi dan menjadi buram.
  7. Buatlah titik-titik kecil dengan mengunakan paku kecil pada PAD yang akan di bor.
  8. Setelah semua PAD ditandai dengan titik, mulailah membuat lubang dengan menggunakan bor listrik kecil ukuran 0,8 mm. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak jalur tembaga.
  9. Setelah selesai proses pengeboran, bersihkan kembali dengan menggunakan spon halus dan PCB siap untuk dipasang komponen.
Proses Penyolderan komponen
  1. Sebelum memasang komponen ke PCB, periksa terlebih dahulu PCB yang sudah anda buat ke asisten untuk benar-benar menyakinkan PCB anda sudah benar.
  2. Kemudian panaskan solder listrik dan tempatkan pada dudukannya.
  3. Pasangkan komponen pada lubang PCB dengan mengikuti petunjuk gambar 14.
  4. Solder dengan menggunakan timah kaki-kaki komponen tersebut. Perhatikan jangan menyolder terlalu lama, karena panas yang berlebih dapat merusak komponen yang digunakan. Perhatikan juga letak kaki komponen jangan sampai terbalik.
  5. Potong dan rapikan kaki komponen yang tersisa dengan menggunakan tang potong
  6. Setelah selesai periksa kembali PCB yang sudah dipasang komponen ke asisten untuk menyakinkan pemasangan komponen sudah benar.
  7. Bila ada komponen yang salah pasang, cabut komponen dengan menggunakan bantuan penyedot timah. Ikuti petunjuk asisten.
  8. Setelah semua komponen terpasang, pasang trafo ke PCB dengan menggunakan baut dan kencangkan.
Proses pengawatan
  1. Potong kabel sepanjang 10 cm sebanyak 14 buah.
  2. Kemudian solder, kabel dari terminal 3V, 4.5V, 6V, 9V dan 12V ke sakelar putar dan 1 buah kabel juga di solder ke terminal output sakelar putar.
  3. Hubungkan kabel dari terminal 0 sekunder trafo ke PCB dan terminal output sakelar putar ke PCB (ikuti petunjuk asisten).
  4. Pasang kabel merah pada lubang output PCB yang positif dan kabel hitam ke lubang output PCB (negatif).
  5. Pasang kabel di terminal primer trafo pilih titik 0V dan 220V. Titik 0V langsung dihubungkan ke socket AC, sedangkan titik 220V ke sakelar on-off.
  6. Hubungkan kabel dari sakelar on-off ke socket AC.
  7. Pasang lampu indikator Led dan resistor (ikuti petunjuk asisten)
  8. Periksa ulang rangkaian pengawatan yang sudah anda buat ke asisten.
Proses pembuatan box dan perakitan ke dalam box
  1. Siapkan box sebagai tempat adaptor.
  2. Buat lubang dudukan untuk sakelar on-off, sakelar putar, soket AC dan socket banana jack pada box. Lakukan menurut selera anda tetapi harus proporsional.
  3. Pasang PCB pada tutup box. Kencangkan dengan baut.
  4. Pasang socket AC pada tempatnya, demikian juga sakelar putar, sakelar on-off dan socket banana jack.
  5. Pasang kabel dari terminal output PCB ke banana jack. Kabel merah ke socket merah dan kabel hitam ke socket hitam.
  6. Sebelum anda menutup box, periksa kembali box ke asisten
  7. Tutup box dengan rapi dan kencangkan dengan baut yang tersedia.
  8. Adaptor sederhana telah selesai dibuat dan siap di uji coba.
Proses pengujian
  1. Siapkan multimeter.
  2. Hubungkan socket AC dengan jaringan PLN dengan menggunakan kabel listrik yang sesuai.
  3. Aktifkan sakelar AC dan perhatikan apakah ada asap yang keluar dari box. Bila ada asap, segera matikan dan periksakan adaptor anda ke asisten.
  4. Putar sakelar putar pada tegangan tertentu, kemudian ukur tegangan yang keluar dari socket banana jack dengan menggunakan mutilmeter.
  5. Ukuran untuk setiap tegangan listrik yang tersedia.
” ok demikian sedikit petunjuk praktikum elektronika yang bisa saya bagikan semoga berguna. Siapa saja boleh menjiplak, memperbanyak, memperbaiki dan sebagainya sebagai sebuah hardcopy, asalkan jangan copy-paste untuk blog dan/atau media dunia maya lainnya.”

Sabtu, 28 Juni 2014

TRAFO/TRASPORMATOR

Pengertian Transformator dan Prinsip kerja Transformator / Trafo

Pengertian Transformator atau Trafo
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet/alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).. Trafo digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunanya dalam sistem tenaga yaitu dengan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis Untuk tiap tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Jenis-jenis transformator

1. Step-Up

DC.Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Simbol transformator step-up

2. Step-Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Simbol transformator step-down

3. Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Simbol autotransformator
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4. Autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah
Simbol autotransformator variabel

5. Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

7. Transformator tiga fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

8. Trafo penyesuai frekuensi

9. Trafo penyaring frekuensi

10. Trafo penyesuai impedansi




Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Bila pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus listrik bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah ubah akibatnya pada kumparan primer terjadi induksi. Kumparan sekunder menerima garis gaya magnet dari kumparan primer terjadi yang jumlahnya juga berubah ubah. Maka pada kumparan sekunder juga timbul induksi dan akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan. 

  Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator                    Lambang Transformator
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.







Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:




Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian:
Diketahui:   Vp = 220 V
                  Vs = 10 V
                  Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
              
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan 

Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
1.      Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
2.      Kalibrasi.
3.      Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
4.      Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang tertera pada trafo.
5.      Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
6.      Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.

Gambar. Transformator
Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini berlaku untuk semua jenis transformator yang digunakan pada catu daya, maupun penguat audio/radio.
Gambar. Mengukur Transformator
 

CARA MENGGULUNG TRAFO

PERENCANAAN PENGGULUNGAN
TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi electromagnet.
Suatu transformator terdiri dari 2 buah kumparan (gulungan) kawat email. Kumparan pertama disebut gulungan primer dan kumparan yang kedua disebut sekunder.
Bahan – bahan yang diperlakukan untuk menggulung suatu transformator antara lain :
a. Kern
Kern atau teras besi lunak yang terbentuk dari kumparan besi lunak yang mengandung silicon yang berbentuk seperti huruf E dan I

b. Koker
Koker atau rumah atau tempat mengulung kumparan primer dan sekunder

c. Kawat email
Kawat email yang terbuat dari tembaga yang dilapiskan bahan isolasi yang tahan panas.


Penentuan Gulungan atau volt
Pada system penggulungan trafo biasa terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian kawat email dan kurang panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai 30% dari tembaga gulungan Primer.
Apabila kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer harus lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu diingat bahwa setiap kali tegangan gulungan Sekunder diberi beban tegangannya akan turun.

Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1=tegangan gulungan primer dari PLN
E2=tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Circle/second oleh sebab itu untuk menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus:
Circle per second x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
Untuk menghindarkan panasnya transformator tenaga kita dapat memakai standar 56 circle/second sebagai dasar perhitungan
Jadi rumus perhitungan jumlah gulungan per volt:
56 x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker

GULUNG PER VOLT
Yang dimaksud dengan gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar 1 Volt.
Untuk menetapkan besar jumlah gulung per volt dipakai ketentuan :

Rumus : gpv = f / O
Dimana
Gpv = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (50 Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan

Contoh 1 :
Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah gulungan per volt :
Jawab :

gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)

Contoh 2 :
Dibutuhkan sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan tegangan 6 V digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm dan tinggi 2 cm. Berapa jumlah gulungan atau banyaknya lilitan untuk kawat primer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan sekunder dibutuhkan 6 x 10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di tansformator jumlah lilitan digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut diatas maka bila gulung primer dihubungkan kepada tegangan listrik jala – jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan sebesar 6 volt.

GARIS TENGAH KAWAT
Garis tengah atau tebal kawat tembaga menentukan kemampuan kawat dilalui arus listrik. Bila listrik yang mengalir didalam kawat melebihi kemapuan dari kawat akan mengakibatkan kawat menjadi panas dan jika arus yang melalluinya jauh lebih besar dari kemampuan kawat , kawat akan terbakar dan putus.
Tabel garis tengah kawat
Garis tengah atau tebal
kawat (mm)
Kemampuan dilalui
arus ( A )
0,1
0,016 – 0,024
0,15
0,035 – 0,053
0,2
0,063 – 0,094
0,25
0,098 – 0,147
0,3
0,141 – 0,212
0,35
0,190 – 0,289
0,4
0,251 – 0,377
0,45
0,318 – 0,477
0,5
0,390 – 0,588
0,6
0,566 – 0,849
0,7
0,770 – 1,16
0,8
1,01 – 1,51
0,9
1,27 – 1,91
1
1,57 – 2,36
1,5
3,53 – 5,3
2
6,28 – 9,42
2,5
9,82 – 14,73
3
14,14 – 21,20
3,5
19,24 – 28,86
4
25,14 – 37,71

Contoh 3:
Suatu alat memakai alat tenaga listrik 400 Watt dipasang pada tegangan 20 V. Untuk menghubungkan alat tersebut ke sumber aliran dibutuhkan kawat yang bergaris tengah :
W = 400 Watt
E = 200 Volt
I = W/E I = 400/200 I = 2 Ampere
Agar mampu dilewati arus sebesar 2 A dipakai kawat dengan ukuran garis tengah 1 mm. Transformator jala-jala umumnya mempunyai gulungan yang bercabang guna menyesuaikan
tegangan.

Contoh perencanaan mengulung trafo :
Perencanakan sebuah transformator jala-jala dengan data-data sebagai berikut:
Teras besi yang dipergunakan mempunyai lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 Cm. Dikehendaki gulung primer untuk dipasang pada tegangan 110 V atau 220 V dan gulung sekunder yang menghasilkan tegangan 6 V dan 9 V, yang menghasilkan arus 500 mA.
Tentukan berapa jumlah gulung primer dan gulung sekunder beserta cabang - cabangnya. Berapa ukuran tebal kawat yang dibutuhkan.
Pemecahannya:
0 = 2,5 x 2 = 5 Cm2.
gpv = 50/5 = 10.
Jumlah gulungan primer untuk 110 V: 110 X 10 = 1100 lilitan
Jumlah gulung primer untuk 220 V: 220 X 10 = 2200 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 6 V: 6 X 10 = 60 lilitan + 10% = 66 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 9 V: 9 X 10 = 9
0 lilitan + 10% = 99 lilitan.

Cara menggulung kawatnya untuk tegangan 110 V dan 220 V tidak digulung sendiri-sendiri, tetapi cukup mencabang sebagai berikut: digulung dulu sebanyak 1100 lilitan untuk 110 V, kemudian ujung dari akhir gulungan disalurkan keluar sebagai cabang untuk kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan lagi untuk tegangan 2200 V.
Demikian halnya digulung sekunder: kawat digulung dulu sebesar 66 lilitan untuk tegangan 6 V kemudian di cabang, untuk kemudian ditambah gulungan lagi sebesar 33 lilitan buat tegangan 9 V.
Selanjutnya untuk menentukan tebal atau diameter kawat digulung primer dan digulung sekunder dilakukan sebagai berikut:
Tebal kawat sekunder:
Karena gulung sekunder telah ditentukan mempunyai besar arus 500 mA diperlukan kawat yang mempunyai diameter 0,5 mm (dilihat di daftar tebal kawat)
Tebal kawat primer:
Untuk menentukan tebal kawat untuk kawat gulungan primer harus diketahui besar arus primer.
Besar arus primer: II = WL/EI
II = besar arus primer.
WL = tenaga digulung primer.
EI = tegangan primer.
Karena besar tegangan primer juga belum diketahui, maka dapat ditentukan dengan memakai
RUMUS : W1 = 1,25 X W2 (rendemen dianggap 80%)
W1 = besar tegang digulung primer
W2 = besar tegangan digulung sekunder.
Besar tegangan sekunder W2 = E2 X 12.
W2 = tegangan sekunder.
E2 = tegangan sekunder.
Besar arus dan tegangan sekunder telah diketahui yaitu: 9 V, 0,5 A. (500mA)
Besar tegangan sekunder : W2 = 0 X 0,5 = 4,5 Watt.
Besar tegangan primer : W1 = 1,25 X W2
= 1,25 X 4,5
= 5,625 Watt dibutuhkan 5,6 Watt.
Besar arus primer : I1 = W1/E1
I1 = 5,6/220
= 0,025 A = 25 mA.
Menurut daftar tebal kawat primer untuk untuk 25 mA berukuran: 0,15 mm. Dari keterangan di atas transformator yang direncanakan mempunyai ukuran-ukuran seperti dibawah ini:

Jumlah gulung primer untuk 110 V: 1100 lilitan, diberi cabang kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan, untuk 220 V.
Gulung sekunder untuk 6 V: 66 lilitan, diberi cabang dan ditambah 33 lilitan untuk 9 V. Tebal kawat 0,15 mm. Tebal kawat sekunder 0,5 mm.

Cara menggulung kawat trafo
dipraktek dilkukan dengan melilitkan kawat secara merata syaf demi syaf. Antara syaf satu dengan yang lainnya diberi isolasi kertas tipis. Pembuatan cabang dari lilitan dilakukan dengan membengkokkan kawat diluar lilitan, untuk kemudian dilanjutkan manggulung lagi kawat sampai selesai.
Guna melakukan itu semua pada lobang tempat gulungan dimasukkan sepotong kayu ukuran yang sesuai yang pada kedua belah ujungintinya dimasukkan as dari logam yang berhubungan dengan alat pemutar. (lihat gambar)
Apakah bagian primer atau sekunder yang digulung terlebih dulu tidak menjadi soal karena kedua akan memberi hasil yang sama.


 Didik Siswanto, SPd.MM.
http://sulihan.blogspot.com/2012/06/cara-menggulung-trafo.html
http://cnt121.wordpress.com/2010/02/08/transformator/